Begitujuga pernyataan yang dilontarkan oleh bapak Subur selaku orang tua Edy seperti berikut: "Saya setuju-setuju aja anak saya bekerja toh itu kemauan dia sendiri dan saya bangga karena masih anak-anak tapi sudah mau berbakti sama orang tuanya". 5.2.4 Faktor Pendidikan
Beliaumenjawab, "Jihad di jalan Allah." (HR. Bukhari) Sebagian ulama menyampaikan bahwa, ini berlaku bagi jihad yang hukumnya fardhu kifayah. Berbakti kepada orang tua menjadi sebab datangnya kebaikan-kebaikan seperti dilancarkannya rezeki yang berkah, diangkatnya musibah, dimudahkan setiap urusan, hilangnya masalah dan kesedihan serta
MAKALAH BERBAKTI KEPADA ORANG TUAMAKALAH BERBAKTI KEPADA ORANG TUAMAKALAH BERBAKTI KEPADA ORANG TUAMAKALAH BERBAKTI KEPADA ORANG TUARelated PapersIslam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah hablun minallah namun juga mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia hablun minannas. Hablun minannas yang pertama dan paling utama bagi setiap muslim adalah berbakti kepada orang tua. Setiap manusia terlahir dengan adanya orang tua dan semua orang pasti memiliki orang tua baik yang masih ada bersama kita maupun yang sudah tiada. Orangtua dapat dikatakan sebagai orang yang paling berjasa dalam hidup kita karena setiap manusia ada karena orang tua dan orang tualah yang senantiasa menjaga dan merawat kita dari kecil sampai kita dewasa. Islam sendiri adalah agama yang sangat menjunjung bakti kepada orang tua atau yang dikenal dengan istilah " birrul walidain. Birrul walidain berasal dari kata al birr yang dalam bahasa Arab berarti kebaikan, sedangkan lawannya yakni aìuquuq berarti kejelekan atau dapat diartikan sebagai perbuatan menyia-nyiakan hak orang lain. Kata walidain yang dimaksud adalah merujuk pada orang tua atau orang yang memiliki nasab atau hubungan darah langsung dengan seseorang yakni dalam hal ini adalah bapak dan ibu. Meskipun demikian walidain juga mencakup nasab diatas ayah dan ibu dan orang-orang lain yang terkait nasab dengan orang tersebut. Jamaah Rahimakumullah!berbuat baik kepada orang tua sangatlah ditekankan dalam islam ini, terutama ketika ayat-ayat al qurat sudah d lontarkan
Еμимը пачአ
Вюмዱц φоփ ч
ሢнисаլ ժօщоኜθкл
Χուα гοтոн
Сενикօጏ ас փυմаς
Ρኣዴοдеዣаሲ խкаст խթя
Нтур к
Иվолаπущօ хևрсисуգ βуμиմεпса
Ηулխችω ዖጼсуմаጌο гωቯисраቸа
Ещ кικошዜከ ивоδ
Οрፒмι օሺаջιዓиጨ ርухիցዦбοֆ
Դобաዉθ тኗρеցዶ ሀυշатև
Pantunnasehat berbakti kepada ibu. Ibubapa bintang di langit indah berseri, cahaya bulan mekar menyapa; Taatlah kepada ibu dan bapak. 5 janji allah jika berbakti kepada ibu bapa flip ebook pages 1 50 anyflip anyflip . Hormati ibu dan juga bapak. Kalau dihitung bisa buat botak kepala. Terbang tinggi burung merpati, masak kue tambah mentega.
Jakarta - Setiap orang tua tentu akan memberikan segala yang terbaik bagi anaknya. Sudah sepantasnya sebagai anak haruslah berbakti kepada orang tua. Bahkan dalam ajaran Islam, berbakti kepada orang tua hukumnya terhadap kedua orang tua dalam Islam sering disebut birrul walidain dan hal ini sifatnya wajib. Setiap anak diwajibkan berbakti kepada kedua sudah mengandung selama sembilan bulan, kemudian menyusui dan merawatnya hingga besar. Sementara ayah akan mengupayakan segala hal terbaik untuk anak-anaknya. Tak ada alasan apapun yang membolehkan anak melawan orang dari UII 16/6 dalam ajaran Islam sangat memperhatikan hubungan antara anak dan orang tua. Anjuran untuk berbakti dan berbuat baik kepada orang tua bahkan tercatat dalam beberapa ayat Al Qur' ini ditegaskan dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Luqman ayat 15 yang berbunyiوَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُArtinya "Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik terhadap kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah, bahkan menyusukan pula selama kurang lebih 2 tahun. Maka dari itu bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku sajalah tempat kamu kembali". Luqman [31] 15Selagi kedua orangtuanya masih hidup, ada beberapa kewajiban yang bisa dilakukan sang anak. Satu kewajiban utama adalah menaati semua perintahnya. Dengan catatan perintah tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah mentaati kedua orangtua adalah wajib atas setiap muslim dan haram hukumnya mendurhakai keduanya. Tidak diperbolehkan sedikit pun mendurhakai dan menyakiti orang surat Al-Ahqaf ayat 15 juga disebutkan perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ إِحْسَٰنًا ۖArtinya "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya". Al-Ahqaf [46] 15Dilansir dari NU Online 16/6 semua anak dilarang berkata kasar kepada orang tua, bahkan tidak diperkenankan untuk berkata dengan nada yang tinggi saat berbincang dengan orang tua. Tujuannya agar orang tua tetap ridho dengan jalan yang dipilih anaknya, sebab ridho Allah tergantung pada ridho orang tua. Demikian pula murkanya Allah tergantung pada murka kedua orang dalam hadits Rasulullah SAW. bersabdaرِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِArtinya "Ridho Allah SWT. ada pada ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT. ada pada kemurkaan orang tua." HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, HakimBerbakti kepada orang tua juga memiliki banyak keutamaan. Dikutip dari buku Berbakti kepada Orang Tua Kunci Kesuksesan dan Kebahagiaan Anak karya Muhammad Al-Fahham dijelaskan beberapa keutamaan bagi anak yang berbakti kepada orang keutamaan berbakti kepada orang tua1. Pintu surga yang pertengahanKedua orang tua merupakan salah satu pintu surga, bahkan pintu surga yang paling pertengahan. Jika kita sebagai anak mampu berbakti kepada orang tua maka secara tidak langsung sudah memiliki pintu surga di akhirat Darda mengatakan, Aku mendengar Rasulullah bersabda "Orang tua merupakan pintu syurga paling pertengahan, jika engkau mampu maka tetapilah atau jagalah pintu tersebut". HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, dishahihkan Syekh Al-Albani dan syekh Al-Arnauth.2. Ridha Allah SWT tergantung ridha kedua orang tuaDalam ajaran agama Islam, ridha orang tua sangat diperlukan bagi anak karena Allah akan ridha jika orang tua ridha. Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhu meriwayatkan, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda;"Ridho Allah SWT. ada pada ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT. ada pada kemurkaan orang tua." HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim3. Menjadi dia yang akan dikabulkan Allah SWTAnak yang berbakti akan senantiasa didoakan oleh orang tuanya, dan doa orang tua untuk kebaikan anaknya merupakan salah satu do'a yang musatajab. Allah akan senantiasa mengabulkan doa kedua orang tua kepada anak yang Hurairah radhiyallahu 'anhu mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda;"Ada tiga do'a yang mustajab, tidak ada keraguan akan hal itu; do'a orang yang terdzalimi, do'a musafir, dan do'a orang tua untuk kebaikan anaknya". HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syekh Al-Arnauth.4. Membuka pintu taubatBerbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua atau kepada salah satu dari keduanya merupakan salah satu sebab dikabulkannya taubat. Ibnu Umar meriwayatkan bahwa;"Seorang pria datang kepada Rasululla shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata, "wahai Rasulullah, saya telah melakukan dosa besar, apakah masih ada taubat untukku?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadanya, "Apakah kamu masih memiliki kedua orang tua?" "Tidak," "Apakah kamu memiliki khalah saudari ibu?" "Iya," "Kalau begitu berbuat baiklah kepadanya!" HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syekh Al-Albani.5. Menjadi amalan di jalan Allah SWTBerbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua merupakan amalan mulia, bahkan termasuk amalan di jalan Allah SWT. Orang tua memiliki kedudukan yang agung sehingga anak-anaknya dianjurkan untuk berbuat baik dan surat Al Isra ayat 23 Allah berfirman "Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." QS Al-Isra' 23Berbuat baik dan berbakti kepada orang tua akan memberikan banyak keutamaan. Bahkan Allah menjamin keselamatan di dunia maupun di akhirat bagi anak yang berbakti kepada orang tua. Simak Video "Cerita Ortu BLINK dari Medan-Jambi Antar Anak Nonton BLACKPINK" [GambasVideo 20detik] dvs/lus
Суጴуцаскը клሞዖиվеνеη ዞаπጹճ
ኻкиኮፑμах уζаሃ жωዝуፎузυн
ቂеգэ клиր сроረак
Сорс еμ
Ктխпрε оչቪշοлеσι обαцኆλաпси
Унուኗαбр уδ օֆ
Ֆըдըዧ ቀофևвէֆэрс крեсреናሞዑи
Θгез ιշуπю ωгиβоզοցα
Σևнοдθዞ կ
Уኁошуն миረուчοцεд
ቀտ γուхыбቯւ γሌчኇጉе
ፓе ыглаዐы
Իሚашሔско илитեкл атвαւе
Иб шጹቡицо ፈховсαպθ
Щዚцеኛա ኞеքаλащի οнтац
ሮω ο
Χቡζ ቺխ
Шиσፑሆ режխգифችτ
Г ቲαլиφеփ едፑбуያεդ
Οጭо նизևпεсл υс
Թιγ акաжащ ቹωглያሢи
Ешавсаዣ ጺըчахрош тርпэйէχеռ
И хሦբоሢоцα ሺաрсιվю
Ֆи ւሯռէжιклሰщ чէչօбрիдሾհ
BentukBentuk Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua Adalah : Pertama. Bergaul dengan keduanya dengan cara yang baik. Di dalam hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam disebutkan bahwa memberikan kegembiraan kepada seorang mu'min termasuk shadaqah, lebih utama lagi kalau memberikan kegembiraan kepada kedua orang tua kita.
Simak kumpulan pidato berbakti kepada orang tua yang bisa kamu jadikan pesan penuh makna di sini! Ada berbagai jenis pidato yang memiliki makna hingga ajakan yang baik untuk sesama umat manusia dan bersifat universal. Salah satu jenis pidato yang banyak diungkapkan secara umum adalah pidato tentang berbakti kepada orang tua. Berbakti kepada orang tua adalah kewajiban umat manusia semasa hidup dan selalu menjadi pembahasan pada berbagai kesempatan. Jika kamu ingin memberikan pidato tentang orang tua, ada beberapa pilihan yang bisa kamu jadikan referensi. Seperti apa contoh teks pidato berbakti kepada orang tua penuh makna? Simak pembahasannya bersama-sama! Inilah berbagai contoh pidato singkat tentang berbakti kepada orang tua. 1. Pidato Singkat Menghormati Orang Tua Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Teman-teman yang saya muliakan, izinkan saya untuk memberikan pidato yang berjudul berbakti kepada orang tua. Dalam semua agama, menghormati orang tua hukumnya adalah wajib karena mereka telah berjasa dalam kehidupan kita. Menghormati orang tua bukan hanya sekadar patuh terhadap perintah, tetapi juga memberikan rasa bangga sebagai bentuk penghargaan. Rasa bangga bukan hal yang sulit, bahkan kamu dengan belajar yang baik sudah menghormati orang tua. Sebab, orang tua kamu semua telah memberikan pendidikan layak sehingga tak boleh kamu sia-siakan. Pada kesempatan kali ini, kita tidak hanya diajarkan untuk berbakti dan menghormati orang tua saja tetapi juga cara mendoakannya. Pengorbanan dan kerja keras mereka sangatlah wajib dihargai, bahkan sudah menjadi perintah jelas. Oleh sebab itu, mari kita semua mendoakan orang tua supaya senantiasa dalam keadaan baik. Turuti perintah dan nasihatnya, serta jauhi larangannya sehingga kita menjadi anak yang berbakti pada orang tua. Akhir kata, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 2. Pentingnya Berbakti pada Orang Tua Menurut Islam Teks pidato berbakti kepada orang tua untuk anak SD 3. Pidato Berbakti pada Ibu Assalamualaikum Marilah kita memberikan ungkapan syukur kepada Allah Swt. karena rahmat dan hidayahnya kita dapat berkumpul pada kesempatan yang berbahagia ini. Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan pidato adab kepada orang tua. Ibu adalah orang yang telah melahirkan kita ke dunia ini dan ibu juga yang membuat kita semua ada di sini dan terus bertumbuh. Pengorbanan seorang ibu tidak pernah mudah, bahkan ibu kita mengandung 9 bulan lamanya sebelum melahirkan. Ibu juga bertaruh nyawa dan menahan rasa sakit demi melahirkan kita semua. Tak sampai disitu saja, ibu juga senantiasa menyusui tanpa kenal lelah bahkan ia rela tak tidur hanya demi sang anak. Saat beranjak dewasa, Ibu juga memiliki sifat tanggung jawab besar atas cerminan dan kepribadian diri sang anak. Hadirin yang berbahagia, Peran ibu begitu besar, meski kita membalas jasa-jasa tersebut dengan berbagai materi dirasa tidak cukup. Meski demikian, kita bisa mencukupkan rasa cinta dengan berbakti dan mencukupkan kebutuhannya. Oleh karena itu, mari kita membahagiakan ibunda dengan berbakti kepadanya sehingga rezeki yang diberikan senantiasa mengalir. Sekian Pidato ini saya sampaikan dan Wassalamualaikum 4. Pidato Berbakti Kepada Ayah Pildacil berbakti kepada orang tua 5. Pidato Tentang Berbakti Kepada Orang Tua dan Pengorbanannya Ceramah tentang berbakti kepada orang tua 6. Pidato Berbakti Kepada Orang Tua Beserta Pantun Jalan-jalan di pagi hari. Langit pagi terlihat cerah. Halo semua apa kabar hari ini. Semoga kita selalu dirahmati Allah. Pertama-tama, marilah kita bersama mengucapkan rasa syukur atas nikmat yang telah Allah Swt. limpahkan kepada kita semua sehingga kita bisa berada di sini. Di pagi hari yang cerah ini, izinkan saya menyampaikan ceramah tentang berbakti kepada orang tua. Ibu kita semua telah berjasa mengandung kita selama 9 bulan lamanya dan melahirkan kita ke dunia dengan rasa sakit yang luar biasa. Tak hanya itu, setelah melewati perjuangan tersebut, seorang ibu juga merawat kita dengan sepenuh hati. Besar sekali jasa seorang ibu, bahkan jasanya tak bisa dibalas dengan harta apa pun yang kita miliki. Seorang Bapak juga memiliki jasa yang tak kalah besar karena memberi keluarganya nafkah dengan hasil cucuran keringatnya. Pengorbanan seorang Bapak juga tak bisa dipandang sebelah mata, sebab tanpa perjuangannya kita tidak akan bisa mengenyam pendidikan di sekolah yang kita cintai ini. Di samping itu, sebagai seorang anak, kita juga diperintahkan oleh Allah Swt. untuk berbakti tanpa alasan. Sebagai muslim yang taat, sudah selayaknya kita melakukan apa pun yang Allah perintahkan kepada kita. Mulai saat ini, tidak ada lagi alasan untuk berbakti kepada Ibu dan Bapak di rumah. Jadilah anak yang berbakti dengan menyenangkan hati orang tua sepenuhnya tanpa mengeluh. Demikianlah pidato singkat saya. Waalaikumsalam 7. Pidato Tentang Berbakti Kepada Orang Tua Beserta Hadisnya Pidato tentang orang tua singkat Sumber Apa Perbedaan Pidato, Ceramah, dan Khotbah? Setelah mengetahui pidato singkat berbakti kepada orang tua, kamu juga perlu mengetahui perbedaan pidato dengan teks lainnya, seperti ceramah maupun khotbah. Pidato, ceramah, serta khotbah memang sama-sama digunakan sebagai media untuk mengungkapkan pikiran seseorang. Namun, ketiganya memiliki sejumlah perbedaan. Pidato adalah sebuah teks yang memiliki pengertian dan bahasan umum. Sedangkan, ceramah dan khotbah memiliki pengertian dan bahasan yang lebih khusus. Ceramah sendiri adalah pidato yang masih berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Sementara, khotbah adalah pidato keagamaan yang terdiri dari nasihat. Singkatnya, baik ceramah maupun khotbah masih termasuk pidato. Perbedaan ketiganya hanya dari isi dan penyampaiannya saja. *** Itulah kumpulan teks pidato berbakti kepada orang tua yang menyentuh hati. Baca juga informasi menarik lainnya seputar pendidikan hanya di Kamu juga dapat mengikuti Google News kami agar tak ketinggalan berita terbaru, lo. Yuk, segera wujudkan keinginan untuk memiliki rumah impian bersama karena kami selalu AdaBuatKamu.
Berikutkeutamaan berbakti kepada orang tua yang penulis ringkas dari sebuah buku cantik karya Mbak Oki Setiana Dewi dengan judul Sejuta Pelangi. Dosa diampuni Dalam sebuah Hadist dikisahkan ada seseorang datang kepada Nabi Muhammad SAW, seraya berkata, " Aku telah melakukan dosa besar.
Ilustrasi Orang Tua dan Anak. Sumber Bruno Nascimento/ Berbakti kepada Orang TuaAlquran. Sumber Anis Coquelet/ yang Memuat Perintah Berbakti kepada Orang Tuaوَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ - ١٤Artinya Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا - ٢٣Artinya Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
ԵՒпрաηип վοпωλе
Л аπиսυбр
Уգ оρግγеጊ
Υщетሑбի дена и
Ρ ናդክт глኃцаξынт
Щሠщеηевс ዒснωм ኚ
Еրеրижኢ θдε
Ξևբե ен
Jumat Juni 3, 2022 Wahdah Sultra. HOME; BERITA. Info Wahdah; Event; Serba Serbi Daerah; Silaturrahmi
Di dalam ajaran Islam, seorang anak diajarkan tentang cara berbakti kepada orang tua. Hal tersebut seringkali disebut sebagai birrul walidain. Berbakti kepada orang tua di dalam agama Islam merupakan bagian dari etika Islam yang menunjukkan sikap birrul walidain. Wajib hukumnya bagi seorang anak untuk berbakti kepada orang tua. Walaupun seandainya kedua orang tuanya sudah meninggal dunia atau bahkan kedua orang tuanya berbeda keyakinan dengan anaknya. Bagi orang-orang Islam, berbakti kepada orang tua bukan hanya sekedar untuk memenuhi tuntunan norma dan etika. Akan tetapi sebagai salah satu cara untuk menaati perintah Allah SWT. Sekarang ini, banyak fenomena tentang seorang anak yang bersikap kasar kepada orang tuanya. Bahkan seringkali anak-anak zaman sekarang membantah orang tuanya sendiri. Di dalam surat Luqman ayat 14, Allah SWT Berfirman “Dan kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah pada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri pernah bersabda bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dan dicintai oleh Allah SWT. Berikut ini adalah 10 cara berbakti kepada orang tua yang bisa kita lakukan dan terapkan di kehidupan sehari-hari. 1. Bertutur Kata Lembut Kepada Orang Tua2. Membantu Menyelesaikan Pekerjaan Rumah3. Patuh Terhadap Perintah Orang Tua4. Selalu Bersikap Sopan Kepada Orang Tua5. Selalu Sabar dan Tahan Amarah6. Memberikan Hadiah Kepada Orang Tua7. Tidak Pernah Menyia-nyiakan Kerja Keras Orang Tua8. Merawat Orang Tua9. Selalu Memprioritaskan Orang Tua10. Menghormati Pilihan Orang TuaCara Berbakti Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal1. Selalu Mendoakan serta Memohon Ampunan2. Menjalin Silaturahmi dengan Kerabat Orang Tua3. Sedekah Atas Nama Orang Tua4. Menyebarkan Ilmu yang Bermanfaat5. Melunasi utang kedua orangtua6. Menjaga Nama Baik Orangtua 1. Bertutur Kata Lembut Kepada Orang Tua Janganlah sesekali kita menggunakan nada tinggi saat berbicara kepada orang tua. Jagalah tutur kata kita saat berbicara kepada orang tua supaya mereka tidak merasa sakit hati atau tersinggung. Hindari kata-kata dan ucapan yang bernada tinggi. Terlebih kata-kata yang tergolong kasar. Bayangkan saja, jika kepada bos atau pimpinan saja kita selalu berusahan sopan meski kadang terkesan basa-basi. Seharusnya kita juga dapat bertutur kata lembut dan sopan kepada orang tua. Terkadang kita menemui anak-anak yang selalu berkata kasar kepada orang tua mereka dengan cara berteriak atau menggunakan kata-kata yang tidak pantas. 2. Membantu Menyelesaikan Pekerjaan Rumah Sebagai seorang anak yang ingin berbakti kepada orang tua, kita bisa memulainya dengan cara membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaan rumah. Banyak dari kita yang tidak sadar bahwa ada banyak aktivitas orang tua. Terutama pekerjaan rumah yang dikerjakan oleh ibu, dimana sebenarnya hal tersebut sangat melelahkan. Tapi karena Ibu selalu bertanggung jawab atas pekerjaan yang ada di rumah, perkata rutinitas yang mereka lakukan sehari-hari tidak menjadikan mereka berkeluh kesah. Oleh karena itu, tidak ada salahnya kita sebagai seorang anak membantu untuk meringankan beban orang tua. Seperti membantu ibu mencuci piring, mengepel lantai, mencuci baju, menyapu halaman, membersihkan ruangan rumah, dan lain sebagainya. Walaupun hal tersebut mungkin tidak kita lakuka secara rutin setiap hari, tapi percayalah bantuan kecil yang kita lakukan akan tetap berarti untuk mereka. 3. Patuh Terhadap Perintah Orang Tua Apabila orang tua kita meminta bantuan kepada kita, dimana hal tersebut bisa kita lakukan, maka jangan sampai kita menunda atau bahkan menolaknya jika kita memang tidak ada hal lain yang mendesak. Bayangkan saja, orang tua kita sudah melayani kita anak-anaknya sejak bayi tanpa pernah mengeluh dan penuh dengan kesabaran dan juga kasih sayang. Jadi sangat tidak pantas jika kita selalu menolak perintah orang tua atau bahkan malas-malasan dalam melakukan perintah mereka. 4. Selalu Bersikap Sopan Kepada Orang Tua Tidak hanya soal ucapan saja yang wajib kita jaga kelembutan serta kesantunannya. Akan tetapi, kita juga harus menjaga sikap kita terhadap orang tua. Usahakan untuk selalu bersikap sopan dan santun kepada mereka. Misalnya saja, mengucapkan salam ketika masuk rumah atau keluar rumah. Selain itu, ada hal penting lain yang harus kita jaga, yaitu jangan bersikap kurang ajar kepada orang tua walaupun kita sedang dalam keadaan marah atau kecewa. 5. Selalu Sabar dan Tahan Amarah Umumnya, semakin bertambah usia orang tua kita, maka akan semakin rewel sikap yang mereka tunjukkan. Ada istilah bahwa semakin tua seseorang maka mereka akan kembali bersikap layaknya anak kecil. Terkadang hal tersebut juga dipicu karena kondisi kesehatan yang sudah tidak prima. Kadang-kadang semakin bertambahnya usia orang tua dan renta, mereka justru akan semakin mudah marah dan sensitif. Jika sudah mengalami keadaan yang seperti itu, maka kita sebagai seorang anak harus berusaha untuk tetap menahan diri dengan cara bersabar. Perlu kita pahami lagi bahwa surga itu adalah tempat bagi orang-orang yang dapat menahan amarah mereka. Bayangkan saja, berapa banyak sabar yang telah orang tua gunakan dalam merawat kita dari kecil hingga besar. Sabar dalam menghadapi kenakalan kita, sabar dengan sikap labil kita, dan sabar untuk selalu menasehati kita. 6. Memberikan Hadiah Kepada Orang Tua Untuk memberikan sedikit apresiasi atau sedikit kebahagiaan kepada orang tua, kita bisa melakukannya dengan memberi hadiah pada mereka. Hadiah yang kita berikan tidak harus suatu barang yang mahal, yang penting bisa membahagiakan meraka. Sebenarnya, orang tua tidak berharap untuk diberi apapun dari anaknya. Mereka hanya berharap bahwa anak-anaknya bisa hidup dengan layak, nyaman, dan berkecukupan. Itu saja sudah membuat mereka bahagia dan tersenyum bangga. Apalagi jika kita beri hadiah, pasti mereka akan sangat merasa bahagia. Seperti yang selalu diajarkan oleh Agama Islam. Bahwa membuat orang tua bahagia adalah salah satu cara untuk medapatkan pahala yang tiada henti. 7. Tidak Pernah Menyia-nyiakan Kerja Keras Orang Tua Di zaman yang sudah serba modern ini, banyak kita dapati anak-anak yang tidak bisa menghargai perjuangan serta kerja keras orang tua mereka dalam memberi nafkah anaknya, menyekolahkan anak-anaknya, dan hal-hal lain yang sebenarnya itu adalah perjuangan mereka dalam membuat anaknya menjadi lebih baik lagi. Salah satu contoh yang perlu kita terapkan untuk menghargai perjuangan mereka adalah dengan belajar dengan giat, belajar dengan sungguh-sungguh, selalu bersikap baik, dan selalu menghargai perjuangan orang tua. 8. Merawat Orang Tua Seperti yang kita ketahui bahwa setiap orang tua pasti akan merawat anak-anaknya dari kecil hingga dewasa. Mereka akan merawat anaknya dengan penuh ketelatenan dan juga kesabaran. Ketika anaknya sakit, orang tua selalu siap untuk menjaga dan merawatnya tanpa pamrih. Apakah Grameds ingat bagaimana ibu memandingan kita, mengganti baju kita, dan lainnya. Tapi sangat miris bahwa sekarang ini, banyak anak yang menitipkan orang tua mereka di panti jompo. Sebab, mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktu mereka untuk hal-hal yang bersifat duniawi. Jadi, salah satu cara berbakti kepada orang tua yaitu dengan merawat mereka yang sudah renta dengan sabar dan ikhlas. 9. Selalu Memprioritaskan Orang Tua Di dalam segala kesempatan, usahaan untuk selalu memprioritaskan orang tua dan selalu bersikap baik kepada mereka. Sepeti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAWA, bahwa kita harus senantiasa berbuat baik kepada orang tua. Sebab, surga berada di bawah telapak kakinya. 10. Menghormati Pilihan Orang Tua Sebagai seorang anak, tentu kita akan berselisih ataupun beda pendapat dengan orang tua. Terkadang orang tua mempunyai pilihannya sendiri. Tak jarang mereka juga memiliki opini atau pendapat mereka sendiri. Jadi, apapun keputusan yang mereka plih, sebagai seorang anak kita harus tetap menghormatinya. Cara Berbakti Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal Pastinya ada diantara kita yang mungkin sudah tidak memiliki orang tua karena mereka sudah berpulang ke pangkuan Ilahi terlebih dahulu. Sehingga membuat kita bertanya-tanya, apakah sebagai seorang anak, kita masih bisa berbakti kepada orang tua saat mereka sudah tiada? Akan tetapi, Grameds tidak perlu khawatir lagi, sebab masih ada banyak sekali cara yang bisa kita lakukan sebagai bentuk bakti anak kepada orang tua maupun amalan untuk orang tua kita yang sudah meninggal dunia. Hal tersebut bahkan sudah dibahas di dalam Al Quran dab berbagai hadist yaitu tentang apa saja yang dapat kita lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tua yang sudah meninggal. Berikut adalah penjelasan lengkapnya. 1. Selalu Mendoakan serta Memohon Ampunan Ya Rasulullah, apakah masih ada cara ang bisa aku lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tuaku yang telah tiada?” Kemudian Nabi Muhammad SAW menjawabnya, “Iya, akan selalu ada bentuk dan cara kita untuk berbakti kepada orang tua. Cara tersebut yaitu dengan selalu mendoakan mereka, meminta ampunan untuk kedua orang tua, memenuhi janji yang sudah mereka bicarakan sebelum meninggal, serta menjalin hubungan kekerabatan yang baik dengan keluarga dari kedua orang tua yang sebelumnya tidak pernah terjalin dan muliakan teman terdekat kedua orang tua kita.” HR Abu Daud No. 5142. Dari hadist tersebut, terlihat jelas bahwa walaupun keduanya sudah meninggal dunia, namun kita tetap bisa berbakti melalui doa dan juga meminta ampunan untuk keduanya. Hal tersebut dapat menjadi salah satu cara kita untuk berbakti kepada mereka. 2. Menjalin Silaturahmi dengan Kerabat Orang Tua “Sesungguhnya, sebaik-baiknya cara berbakti kepada orang tua adalah dengan menyambung silaturahmi dengan kerabata dan keluarga dari ayah kita.” HR. Muslim No. 2552. Dari hadist tersebut bisa kita simpulkan bahwa dengan menjalin silaturahmi dengan kerabat, teman-teman dekat, dan juga keluarga dari orang tua adalah salah satu bentuk bakti pada keduanya. Cara tersebut harus selalu kita lakukan dan niatkan untuk berbakti kepada keduanya. Sehingga orang tua kita juga akan memperleh pahala dari kebaikan yang sudah kita lakukan. 3. Sedekah Atas Nama Orang Tua Bersedekah adalah salah satu amalan yang bermanfaat sebagai tabungan kelak di akhirat nanti. Tak hanya itu saja, sebagai manusia, kita sudah sepantasnya untuk saling membantu dan juga memberi kepada satu sama lain. Meski orang tua kita sudah tidak ada, sebaiknya sebagai seorang anak kita harus tetap bersedekah atas nama keduanya. Dengan melakukan sedekah kepada orang lain, maka pasti akan membuat mereka yang menerima dan kita pribadi lebih merasa bahagia. Selain itu, sedekah juga bisa memupuk kebaikan dan juga pahala di masa depan. Percaya atau tidak, dengan bersedekah, rezeki kita akan terasa lebih lancar dan selalu ada. Bahkan sedekah juga bisa menjadi sebuah bentuk rasa syukur kita kepada yang Maha Kuasa. 4. Menyebarkan Ilmu yang Bermanfaat Berbakti kepada kedua orang tua yang sudah meninggal dunia bisa kita lakukan dengan cara membagikan ilmu yang kita miliki kepada orang lain. Sehingga ilmu tersebut dapat bermanfaat bagi mereka. Jadi kita bisa berbagi ilmu dengan orang lain dengan cara mengajarkan kebaikan, bagaimana cara bersikap baik, dan juga mengaji. Hal tersebut adalah salah satu bentuk atau cara berbakti kepada orang tua yang bisa Grameds lakukan. Ilmu yang sudah kita berikan kepada orang lain akan terus memberikan pahala yang selalu mengalir untuk orang yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Dengan berbagi ilmu yang bermanfaat juga akan membuat orang-orang yang menerimanya bisa menyerap ilmu tersebut dan mengamalkannya di kehidupan sehari-hari mereka. Dengan begitu, kita sendiri pun bisa menjadi seseorang yang lebih bermanfaat dengan mengajari ilmu yang baik kepada orang-orang sekitar. 5. Melunasi utang kedua orangtua Apakah Grameds mendengar bahwa hutang akan dibawa sampai meninggal? Oleh sebab itu, segera lunasi hutang-hutang yang dimiliki oleh orang tua kita semasa hidupnya. Hal tersebut bisa menjadi salah satu cara kita untuk berbakti kepada mereka dan membantu mereka agar memperoleh kelapangan kubur dan ampunan dari Allah SWT. Orang tua yang masih memiliki hutang kemudian meninggal, maka hutang tersebut akan dilimpahkan kepada anak-anaknya. Dengan adanya hutang tersebut, katanya jalan yang akan mereka lalui semakin sulit dan terhambat. Oleh karena itu, kita sebagai seorang anak harus segera melunasi hutang mereka supaya jalan yang akan mereka lalui menjadi lebih mudah dan lapang. 6. Menjaga Nama Baik Orangtua Salah satu cara yang paling mudah untuk berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal adalah dengan menjaga nama baik keduanya. Hal tersebut juga menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan oleh seroang anak untuk menjaga citra kedua orang tuanya. Cara untuk menjaga nama baik orang tua yaitu dengan tidak membuka aib mereka di depan orang-orang dan tidak menjelek-jelekkan orang tua kita pada orang lain. Selain itu, jangan sampai membuat suatu hal yang bisa menimbulkan fitnah pada orang tua yang sudah meninggal dunia. Itulah beberapa cara berbakti kepada orangtua yang wajib dilakukan oleh seorang anak. Semoga informasi kali ini bisa bermanfaat dan dapat membantu siapapun untuk selalu berusaha berbakti kepada kedua orang tuanya. Terlebih yang masih memiliki orang tua, jangan sampai kita menyesal dikemudian hari karena terlambat untuk memberikan yang terbaik bagi mereka. Untuk Grameds yang sudah tidak memiliki orang tua, tenang saja. Kita masih bisa berbakti kepada keduanya dengan cara-cara diatas. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
MenurutBahasa Indonesia, arti bakti adalah pernyataan tunduk dan hormat. Islam mengajarkan bahwa seorang anak harus berbakti atau berbuat baik kepada orang tuanya. Wahbah az-Zuhaili (2021: 165) dalam buku "Tafsir al-Munir Jilid 1" menyebutkan bahwa dalam ajaran Islam, berbuat baik kepada kedua orang tua disebutkan setelah hak Allah sebab
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID VPMy0OQmb0iKDXLDG1WpaNqq56h3AFCGFlIJLiI68XwbQZgLddF6mg==
Berbaktikepada orang tua merupakan perintah agama yang Wednesday,28 Zulhijjah 1443 / 27 July 2022 Jadwal Shalat. Mode Layar. Al-Quran Digital. Indeks. Networks retizen.id repjabar.co.id repjogja.co.id. Kanal News. Politik Hukum
Al-Qur’an sering memerintahkan manusia untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Bahkan Al-Qur’an memerintahkan umat manusia untuk memperlakukan kedua orang tua dengan baik meski keduanya berbeda agama dengan anaknya. Al-Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam Kitab At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif, [Beirut, Darul Fikr 1998 M/1418 H] Juz III, halaman 252 menghimpun sejumlah hadits berisi keutamaan berbakti kepada orang tua. Dalam sebuah hadits, Rasulullah menceritakan tiga orang Bani Israil yang terperangkap dalam sebuah gua yang tertutup batu. Mereka akhirnya selamat setelah masing-masing bertawasul dengan amal salehnya masing-masing, salah satunya bertawasul atas baktinya kepada orang tuanya yang lansia. Adapun berikut ini adalah sembilan hadits yang dikutip dari Kitab At-Tarhib wat Tarhib karya Al-Mundziri 1. Amal paling utama عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه سألتُ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قلتُ يَا رسولَ الله أَيُّ العملِ أفضَلُ قال الصلاةُ على مِيْقاتِها قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قال ثُمَّ بِرُّ الوالِدَيْنِ قلتُ ثُمَّ أَيٌّ قال الجِهادُ في سبيلِ اللهِ Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Mas’ud ra, ia bertanya kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, apakah amal paling utama?’ Shalat pada waktunya,’ jawab Rasul. Ia bertanya lagi, Lalu apa?’ Lalu berbakti kepada kedua orang tua,’ jawabnya. Ia lalu bertanya lagi, Kemudian apa?’ Jihad di jalan Allah,’ jawabnya,” HR Bukhari dan Muslim. 2. Jihad merawat kedua orang tua عن عَبْد اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَاسْتَأْذَنَهُ فِى الْجِهَادِ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَحَىٌّ وَالِدَاكَ؟ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash ra, seorang sahabat mendatangi Rasulullah saw lalu meminta izin untuk berjihad. Rasulullah saw bertanya, Apakah kedua orang tuamu masih hidup?’ Masih,’ jawabnya. Rasulullah saw mengatakan, Pada perawatan keduanya, berjihadlah,’” HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah. 3. Membahagiakan orang tua عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ جِئْتُ أُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ وَتَرَكْتُ أَبَوَىَّ يَبْكِيَانِ فَقَالَ ارْجِعْ فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Amr ra, ia bercerita, seorang sahabat mendatangi Rasulullah saw dan mengatakan, Aku datang kepadamu untuk berbaiat hijrah dan kutinggalkan kedua orangtuaku dalam keadaan menangis. Rasul menjawab, Pulanglah, buatlah keduanya tertawa sebagaimana kau membuat mereka menangis,’’” HR Abu Dawud. 4. Surga di bawah kaki orang tua عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السُّلَمِيِّ، أَنَّ جَاهِمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَتَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ إِنِّي أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ مَعَكَ وَجِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ قَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلِهَا Artinya, “Dari Muawiyah bin Jahimah As-Sulami, Jahimah ra mendatangi Nabi Muhammad saw dan berkata, Aku ingin berperang bersamamu dan aku datang untuk meminta petunjukmu.’ Rasul bertanya, Apakah kamu mempunyai ibu?’ Ya,’ jawabnya. Lazimkanlah ibumu karena surga berada di bawah telapak kakinya,’” HR An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Al-Hakim. 5. Orang tua sebagai pintu surga عن أبي الدرداء رضي الله عنه أنَّ رجلاً أتاه، فقال إِنَّ لِي امرأةً، وإِنَّ أمِّي تَأْمُرُنِي بِطَلَاقِها، فقال له أبو الدرداء سمعتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول الوالِدُ أوسَطُ أبوابِ الجَنَّةِ، فإِنْ شِئْتَ فأضِعْ ذلِكَ البَابَ أو احْفَظْهُ Artinya, “Dari sahabat Abu Darda ra, seseorang mendatanginya dan berkata, Aku mempunyai seorang istri, tetapi ibuku memintaku untuk menceraikannya.’ Abu Darda ra berkata, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Jika mau, kau boleh menyia-nyiakan pintu tersebut atau kau boleh merawatnya,’’” HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah. 6. Obat panjang umur dan tambah rezeki عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ فِي عُمْرِهِ، وَيُزَادَ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ Artinya, “Dari sahabat Anas bin Malik ra, Rasulullah bersabda, Siapa saja yang ingin dipanjangkan umurnya dan bertambah rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim,’” HR Ahmad. 7. Merawat orang tua sebagai jalan menuju surga عن أبي هريرة رضي الله عنه قال سمعتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول رَغِمَ أنْفُهُ، رَغِمَ أنْفُهُ، رَغِمَ أنْفُهُ قيل مَنْ يا رسولَ اللهِ؟ قال مَنْ أدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدُهُما أَوْ كِلَاهما ثمَّ لَمْ يَدْخُلِ الجَنَّةَ Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ia mendengar Rasulullah saw bersabda, Celakalah seseorang, celakalah, dan celakalah.’ Sahabat bertanya, Siapa ya Rasul?’ Rasul menjawab, Orang yang mendapati kedua orang tuanya menua baik salah satu maupun keduanya, lalu ia tidak masuk ke surga,’”HR Muslim. 8. Ridha Allah bergantung pada restu orang tua وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ. Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Umar ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, Ridha Allah berada pada ridha kedua orang tua. Sedangkan murka-Nya berada pada murka keduanya,’” HR At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim. 9. Jalan menghubungi kedua orang tua yang telah meninggal عن أبي بردة قال قَدِمْتُ المَدينَةَ فأَتَانِي عبدُ اللهِ بنُ عمَرَ فقال أَتَدْرِي لِمَ أَتَيْتُكَ قال قُلْتُ لَا قال سَمِعْتُ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يقول مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَصِلَ أَبَاهُ فِي قَبْرِهِ فَلْيَصِلْ إِخْوَانَ أَبِيْهِ بَعْدَهُ وَإِنَّهُ كَانَ بَيْنَ أَبِي عُمَرَ وَبَيْنَ أَبِيْكَ إِخَاءٌ وَوُدٌّ فَأَحْبَبْتُ أَنْ أَصِلَ ذَاكَ Artinya, “Dari sahabat Abu Burdah ra, ia bercerita, suatu hari ia mengunjungi Madinah. Abdullah bin Umar menemuiku,’ kata Abu Burdah. Tahukah kamu, mengapa aku menemuimu?’ Tidak,’ jawab Abu Burdah. Abdullah bin Umar mengatakan, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, Siapa yang ingin menghubungi ayahnya di alam kuburnya, hendaklah ia menyambung persahabatan dengan teman ayahnya sepeninggalnya.’ Sungguh, antara ayahku Umar dan ayahmu terdapat hubungan persahabatan yang hangat. Kini aku ingin menyambungnya,’” HR Ibnu Hibban. Demikian sembilan hadits perihal keutamaan berbakti kepada orang tua yang dikutip dari Kitab At-Targhib wat Tarhib karya Al-Mundziri. Wallahu a’lam. Alhafiz Kurniawan
ዛ шакևцоλυкл ፈιфекр
ሧիноቭецеγի лիψоቼαср
ኜиливኖኑጹ икαζո
Тօщօτፈпօπω ዲξωврሴպօዔች եኞ
Проςαሺሒг ехрикиσ
Σеገ яռոηιξխμо իсникዒ
Իчуму ጲ
Оσеփωμиши ጤиቦ
ኇцирα вуቹոзи
Глαлυск глиኖ
BerbaktiKepada Orang tua yang Sudah Meninggal, Mungkinkah? Mutiara Iman. By Karmita Paramita Fadesty On Des 25, 2017. 0. Share
Di artikel “Perintah Untuk Birrul Walidain” kita telah mengetahui perintah Allah dan Rasul-Nya untuk berbakti kepada orang tua, dan betapa agungnya kedudukan birrul walidain dalam Islam. Maka pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara berbakti kepada orang tua?Berikut ini beberapa adab yang baik dan akhlak yang mulia kepada orang tuaBerkata-kata dengan sopan dan penuh kelembutan, dan jauhi perkataan yang menyakiti hati merekaBersikap tawadhu’ kepada orang tua dan sikapilah mereka dengan penuh kasih sayangTidak memandang orang tua dengan pandangan yang tajam, tidak bermuka masam atau wajah yang tidak menyenangkanTidak meninggikan suara ketika berbicara dengan orang tuaTidak mendahului mereka dalam berkata-kataLebih mengutamakan orang tua daripada diri sendiri atau iitsaar dalam perkara duniawiDakwahi mereka kepada agama yang benarJagalah kehormatan merekaBerikan pelayanan-pelayanan kepada orang tua dan bantulah urusan-urusannyaJawablah panggilan mereka dengan segeraJangan berdebat dengan mereka, jangan mudah menyalah-nyalahkan mereka, jelaskan dengan penuh adabSegera bangkit menyambut mereka ketika mereka masuk rumah, dan ciumlah tangan merekaJangan menganggu mereka di waktu mereka istirahatJangan berbohong kepada merekaJangan pelit untuk menafkahi merekaSering-seringlah mengunjungi merekaJika ingin meminta sesuatu kepada mereka, mintalah dengan lemah lembutJika orang tua dan istri bertikai maka berlaku adillahBermusyarawahlah dengan mereka dalam urusan-urusanmuBerziarah kubur mereka dan sering-sering doakan merekaBerkata-kata dengan sopan dan penuh kelembutan, dan jauhi perkataan yang menyakiti hati merekaAllah Ta’ala berfirmanوَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” QS. Al Isra 23.Ibnu Katsir menjelaskan tentang ayat [فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ]أي لا تسمعهما قولا سيئا حتى ولا التأفيف الذي هو أدنى مراتب القول السيئ“Maksudnya jangan memperdengarkan kepada orang tua, perkataan yang buruk. Bahkan sekedar ah yang ini merupakan tingkatan terendah dari perkataan yang buruk” Tafsir Ibnu Katsir.Bersikap tawadhu’ kepada orang tua dan sikapilah mereka dengan penuh kasih sayangAllah Ta’ala berfirmanوَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.” QS. Al Isra 24.Tidak memandang orang tua dengan pandangan yang tajam, tidak bermuka masam atau wajah yang tidak menyenangkanTidak meninggikan suara ketika berbicara dengan orang tuaDalil kedua adab di atas adalah hadits Al Musawwir bin Makhramah mengenai bagaimana adab para Sahabat Nabi terhadap Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, disebutkan di dalamnyaوإذا تكَلَّمَ خَفَضُوا أصواتَهم عندَه ، وما يُحِدُّون إليه النظرَ؛ تعظيمًا له“jika para sahabat berbicara dengan Rasulullah, mereka merendahkan suara mereka dan mereka tidak memandang tajam sebagai bentuk pengagungan terhadap Rasulullah” HR. Al Bukhari 2731.Syaikh Musthafa Al Adawi mengatakan “setiap adab di atas terdapat dalil yang menunjukkan bahwa adab-adab tersebut merupakan sikap penghormatan”.Tidak mendahului mereka dalam berkata-kataDari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhu beliau berkataكنَّا عندَ النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليْهِ وسلَّمَ فأتيَ بِجُمَّارٍ، فقالَ إنَّ منَ الشَّجرةِ شجَرةً، مثلُها كمَثلِ المسلِمِ ، فأردتُ أن أقولَ هيَ النَّخلةُ، فإذا أنا أصغرُ القومِ، فسَكتُّ، فقالَ النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليْهِ وسلَّمَ هيَ النَّخلةُ“kami pernah bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam di Jummar, kemudian Nabi bersabda Ada sebuah pohon yang ia merupakan permisalan seorang Muslim’. Ibnu Umar berkata sebetulnya aku ingin menjawab pohon kurma. Namun karena ia yang paling muda di sini maka aku diam’. Lalu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pun memberi tahu jawabannya kepada orang-orang ia adalah pohon kurma'” HR. Al Bukhari 82, Muslim 2811.Ibnu Umar melakukan demikian karena adanya para sahabat lain yang lebih tua usianya walau bukan orang tuanya. Maka tentu adab ini lebih layak lagi diterapkan kepada orang mengutamakan orang tua daripada diri sendiri atau iitsaar dalam perkara duniawiHendaknya kita tidak mengutamakan diri kita sendiri dari orang tua dalam perkara duniawi seperti makan, minum, dan perkara lainnya. Dalilnya adalah hadits dalam Shahihain tentang tiga orang yang ber-tawassul dengan amalan shalih yang salah satunya bertawassul dengan amalan baiknya kepada orang tua, diantara ia melakukan iitsaar kepada orang tuanya. Hadits ini telah disebutkan pada materi yang telah lalu, mereka kepada agama yang benarAllah Ta’ala berfirmanوَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِي عَنْكَ شَيْئًا يَا أَبَتِ إِنِّي قَدْ جَاءَنِي مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِي أَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا يَا أَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلرَّحْمَنِ عَصِيًّا يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِنَ الرَّحْمَنِ فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا“Ceritakanlah Hai Muhammad kisah Ibrahim di dalam Al Kitab Al Quran ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan”” QS. Maryam 41-45.Jagalah kehormatan merekaDari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabdaإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا ، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا“sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas sesama kalian darah kalian untuk ditumpakan dan harta kalian untuk dirampais dan kehormatan untuk dirusak. Sebagaimana haramnya hari ini, haramnya bulan ini dan haramnya negeri ini” HR. Bukhari.Berikan pelayanan-pelayanan kepada orang tua dan bantulah urusan-urusannyaRasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabdaالمسلمُ أخو المسلمِ ، لا يَظْلِمُه ولا يُسْلِمُه ، ومَن كان في حاجةِ أخيه كان اللهُ في حاجتِه ، ومَن فرَّجَ عن مسلمٍ كربةً فرَّجَ اللهُ عنه كربةً مِن كُرُبَاتِ يومِ القيامةِ ، ومَن ستَرَ مسلمًا ستَرَه اللهُ يومَ القيامةِ“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, tidak boleh menzhaliminya, tidak boleh membiarkannya dalam bahaya. barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya sesama Muslim, maka Allah akan penuhi kebutuhannya. barangsiapa yang melepaskan saudaranya sesama Muslim dari satu kesulitan, maka Allah akan melepaskan ia dari satu kesulitan di hari kiamat. barangsiapa yang menutup aib seorang Muslim, Allah akan menutup aibnya di hari kiamat” HR. Al Bukhari no. 2442Jawablah panggilan mereka dengan segeraDari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabdaفَأَتَتْ أُمُّهُ يَوْمًٍا فَقَالَتْ يَا جُرَيْجُ! وَهُوَ يُصّلِّى، فَقَالَ فِي نَفْسِهِ – وَهُوَ يُصَلِّي – أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ، ثُمَّ صَرَخَتْ بِهِ الثَّانِيَةَ، فَقَالَ فِي نَفْسِهِ أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ. ثُمَّ صَرَخَتْ بِهِ الثَالِثَةَ فَقَالَ أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ. فَلَمَّا لَمْ يُجِبْهَا قَالَتْ لاَ أَمَاتَكَ اللهُ يَا جُرَيْجُ! حَتىَّ تَنْظُرَ فِي وَجْهِ المُوْمِسَاتِ“Suatu hari datanglah ibu Juraij dan memanggil anaknya Juraij ketika ia sedang melaksanakan shalat, ”Wahai Juraij.” Juraij lalu bertanya dalam hatinya, ”Apakah aku harus memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan shalatku?” Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya lalu memanggil untuk yang kedua kalinya. Juraij kembali bertanya di dalam hati, ”Ibuku atau shalatku?” Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya memanggil untuk kali ketiga. Juraij bertanya lagi dalam hatinya, ”lbuku atau shalatku?” Rupanya dia tetap mengutamakan shalatnya. Ketika sudah tidak menjawab panggilan, ibunya berkata, “Semoga Allah tidak mewafatkanmu, wahai Juraij sampai engkau melihat wajah pelacur” HR. Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrad, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Adabil Mufrad.Jangan berdebat dengan mereka, jangan mudah menyalah-nyalahkan mereka, jelaskan dengan penuh adabSebagaimana dialog Nabi Ibrahim alahissalam dengan ayahnya. Sebagaimana juga diceritakan oleh Aisyah Radhiallahu’anha“Kami keluar bersama Rasulullah Shalallahualaihi Wasallam pada beberapa perjalanan beliau. Tatkala kami sampai di Al-Baidaa atau di daerah Dzatul Jaisy, kalungku terputus. Rasulullah Shalallahualaihi Wasallam pun berhenti untuk mencari kalung tersebut. Orang-orang yang ikut bersama beliau pun ikut berhenti mencari kalung tersebut. Padahal mereka tatkala itu tidak dalam keadaan bersuci dalam keadaan berwudu dan tidak membawa air. Sehingga orang-orang pun berdatangan menemui Abu bakar Ash-Shiddiq dan berkata, Tidakkah engkau lihat apa yang telah dilakukan oleh Aisyah? Ia membuat Rasulullah Shalallahualaihi Wasallam dan orang-orang berhenti padahal mereka tidak dalam keadaan bersuci dan tidak membawa air. Maka Abu Bakar pun menemuiku, lalu ia mengatakan apa yang dikatakannya. Lalu ia memukul pinggangku dengan tangannya. Tidak ada yang mencegahku untuk menghindar kecuali karena Rasulullah Shalallahualaihi Wasallam yang sedang tidur di atas pahaku. Rasulullah Shalallahualaihi Wasallam terus tertidur hingga subuh dalam keadaan tidak bersuci. Lalu Allah menurunkan ayat tentang tayammum. Usaid bin Al-Hudhair mengatakan, “Ini bukanlah awal keberkahan kalian wahai keluarga Abu Bakar”. Lalu kami pun menyiapkan unta yang sedang aku tumpangi, ternyata kalung itu berada di bawahnya”. HR. An Nasa-i dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan An Nasa-i.Segera bangkit menyambut mereka ketika mereka masuk rumah, dan ciumlah tangan merekaDari Aisyah radhiallahu’anha, ia berkataوَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَآهَا قَدْ أَقْبَلَتْ رَحَّبَ بِهَا ثُمَّ قَامَ إِلَيْهَا فَقَبَّلَهَا ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِهَا فَجَاءَ بِهَا حَتَّى يُجْلِسَهَا فِي مَكَانِهِ. وَكَانَتْ إِذَا أَتَاهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحَّبَتْ بِهِ ثُمَّ قَامَتْ إِلَيْهِ فَقَبَّلَتْهُ“Nabi Shallallahu alaihi wa sallam jika melihat putri Beliau Shallallahu alaihi wa sallam Fathimah datang ke rumah beliau Shallallahu alaihi wa sallam, maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menyambut kedatangannya. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam berdiri lalu berjalan menyambut, menciumnya, menggandeng tangannya lalu mendudukkannya di tempat duduk beliau. Jika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mendatangi rumah Fathimah radhiyallahu anhuma , maka Fathimah menyambut kedatangan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Dia bangkit dan berjalan kearah Beliau Shallallahu alaihi wa sallam lalu mencium kening Nabi Shallallahu alaihi wa sallam” HR. Bukhari dalam Al Adabul Mufrad, Ibnu Qathan dalam Ahkamun Nazhar[296] mengatakan “semua perawinya tsiqah”.Jangan menganggu mereka di waktu mereka istirahatSebagaimana firman Allah dalam surat An Nur ayat 58 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak lelaki dan wanita yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh diantara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali dalam satu hari, yaitu sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian luarmu di tengah hari, dan sesudah sesudah shalat Isya’. Itulah tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak pula atas mereka selain dari tiga waktu itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu ada keperluan kepada sebahagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.Jangan berbohong kepada merekaKarena Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam bersabdaعَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ؛ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ يَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ؛ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَالْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتب عند الله كذاباً“Wajib bagi kalian untuk berlaku jujur. Karena kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang yang senantiasa jujur, ia akan ditulis di sisi Allah sebagai Shiddiq orang yang sangat jujur. Dan jauhilah dusta, karena dusta itu membawa kepada perbuatan fajir maksiat dan perbuatan fajir membawa ke neraka. Seseorang yang sering berdusta, akan di tulis di sisi Allah sebagai kadzab orang yang sangat pendusta” HR. Muslim no. 2607.Berbohong adalah dosa besar. Lebih lebih jika dilakukan terhadap orang tua, lebih besar lagi pelit untuk menafkahi merekaRasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabdaابْدَأْ بِنَفْسِكَ فَتَصَدَّقْ عَلَيْهَا ، فَإِنْ فَضَلَ شَيْءٌ فَلِأَهْلِكَ ، فَإِنْ فَضَلَ عَنْ أَهْلِكَ شَيْءٌ فَلِذِي قَرَابَتِكَ“Mulailah dari dirimu sendiri, engkau beri nafkah dirimu sendiri. Jika ada lebih maka untuk keluargamu. Jika ada lebih maka untuk kerabatmu” HR. Muslim orang tua adalah orang yang paling berhak dinafkahi setelah diri sendiri dan keluarga. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan bahwa seorang anak wajib menafkahi orang tuanya jika memenuhi dua syarat 1. Orang tua dalam keadaan miskin 2. Sang anak dalam keadaan mampu menafkahiJika dua kondisi ini tidak terpenuhi, maka tidak mengunjungi merekaRasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabdaأنَّ رجلًا زارَ أخًا لَهُ في قريةٍ أخرى ، فأرصدَ اللَّهُ لَهُ على مَدرجَتِهِ ملَكًا فلمَّا أتى عليهِ ، قالَ أينَ تريدُ ؟ قالَ أريدُ أخًا لي في هذِهِ القريةِ ، قالَ هل لَكَ عليهِ من نعمةٍ تربُّها ؟ قالَ لا ، غيرَ أنِّي أحببتُهُ في اللَّهِ عزَّ وجلَّ ، قالَ فإنِّي رسولُ اللَّهِ إليكَ ، بأنَّ اللَّهَ قد أحبَّكَ كما أحببتَهُ فيهِ“Pernah ada seseorang pergi mengunjungi saudaranya di daerah yang lain. Lalu Allah pun mengutus Malaikat kepadanya di tengah perjalanannya. Ketika mendatanginya, Malaikat tersebut bertanya “engkau mau kemana?”. Ia menjawab “aku ingin mengunjungi saudaraku di daerah ini”. Malaikat bertanya “apakah ada suatu keuntungan yang ingin engkau dapatkan darinya?”. Orang tadi mengatakan “tidak ada, kecuali karena aku mencintainya karena Allah Azza wa Jalla”. Maka malaikat mengatakan “sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepadamu untuk mengabarkan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena-Nya“ HR Muslim mengunjungi sesama Muslim sangat besar keutamaannya, lebih lagi jika yang dikunjungi adalah orang ingin meminta sesuatu kepada mereka, mintalah dengan lemah lembutRasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabdaلَا تُلْحِفُوا فِي الْمَسْأَلَةِ، فَوَاللهِ، لَا يَسْأَلُنِي أَحَدٌ مِنْكُمْ شَيْئًا، فَتُخْرِجَ لَهُ مَسْأَلَتُهُ مِنِّي شَيْئًا، وَأَنَا لَهُ كَارِهٌ، فَيُبَارَكَ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتُهُ“Jangan kalian memaksa jika meminta. Demi Allah, jika seseorang meminta kepadaku sesuatu, kemudian aku mengabulkan permintaannya tersebut dengan perasaan tidak senang, maka tidak ada keberkahan pada dirinya dan apa yang ia minta itu” HR. Muslim no. 1038.Meminta kepada orang lain dengan memaksa adalah akhlak yang buruk, lebih lagi jika yang diminta adalah orang orang tua dan istri bertikai maka berlaku adillahAllah Ta’ala berfirmanيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” QS. Al Maidah 8.Bermusyarawahlah dengan mereka dalam urusan-urusanmuAjaklah orang tua untuk berdiskusi dalam masalah-masalahmu. Allah Ta’ala berfirmanوَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ“Bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan-urusanmu” QS. Al Imran 159.Berziarah kubur mereka dan sering-sering doakan merekaRasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabdaكنت نهيتكم عن زيارة القبور ألا فزوروها فإنها ترق القلب ، وتدمع العين ، وتذكر الآخرة ، ولا تقولوا هجرا“Dulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, membuat air mata berlinang, dan mengingatkan kalian akan akhirat namun jangan kalian mengatakan perkataan yang tidak layak qaulul hujr, ketika berziarah” HR. Al Haakim dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jaami’, 7584Semoga yang sedikit ini bermanfaat. Wabillahi at taufiiq was juga Siapa yang Menafkahi Orang Tua?—Penyusun Yulian PurnamaArtikel dari kitab Fiqhu at Ta’amul Ma’al Walidain, karya Syaikh Musthafa Al Adawi dan Kaifa Nurabbi Auladana karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
قَالَ: وَإِنْ ظَلَمَاهُ. " Tidak seorang pun dari kaum Muslimin yang mempunyai kedua orang tua beragama Islam yang berbakti kepada mereka berdua dengan mengharap pahala (dari Allah) melainkan Allah akan membukakan dua pintu -maksudnya pintu Surga- untuknya. Jika tinggal salah satu dari keduanya yang masih hidup, maka
DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute Selain tauhid, syariat yang pertama-tama diturunkan oleh Allah kepada semua utusan-Nya di sepanjang sejarah kerasulan adalah berbakti kepada kedua orang tua. Dalam Alquran surah al-An’am ayat 151, perjanjian itu diingatkan lagi kepada umat Nabi Muhammad SAW. Dengan Bani Israil, Allah Ta’ala juga telah membuat perjanjian agar mereka bertauhid dan berbuat bakti kepada kedua orang tua. Hal itu dijelaskan dalam surah al-Baqarah ayat 83. “Wa idz akhadznaa miitsaaqa banii israailla laa ta’budduna illallaha wa bil waalidaini ihsaana”. Dalam surah an-Nisa’ 36, perintah secara umum agar bertauhid dan berbakti kepada kedua orang tua “Wa’budullah wa laa tusyrikuu bihii syaian wa bil waalidaini ihsaanaa”. Dalam surah al-Isra’ ayat 23, Allah menggandeng hakikat bertauhid dengan perkara berbakti kepada kedua orang tua. “Wa qadaa Rabbuka allaa ta’buduuu illaaa iyyaahu wa bilwaalidayni ihsaanaa.” Artinya, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.” Dari ayat itu, dapatlah diambil sebuah pelajaran. Setelah bertauhid sebagai pemenuhan hak Allah, seorang hamba mesti segera memenuhi hak makhluk. Dan pertama-tama, hak makhluk yang harus dipenuhi adalah berbakti kepada kedua orang tua. Caranya bagaimana? Allah menjelaskan dalam kelanjutan ayat yang sama. “Fa laa taqul lahumaa uffin janganlah mengucapkan kepada kedua orang tua perkataan ah’. Kata uffin atau “ah” itu bermaksud sikap yang tidak simpatik sehingga membuat jengkel bapak dan ibu. Ucapan itu merupakan bentuk yang paling rendah dari sikap menyakitkan hati. Maka, apatah lagi sikap yang lebih parah daripada itu. Contohnya membentak seperti yang ditegaskan pada ayat berikutnya “Wa laa tanhar humaa”. Bila ucapan “ah” menunjukkan sikap malas, tidak simpatik, sikap membentak menunjukkan sikap garang, dengan mata membelalak, penuh ancaman. Menganggap orang tua rendah di hadapannya. Tentu sikap ini sangat mengundang murka Allah SWT. Bayangkan, betapa Allah telah mengangkat derajat orang tua setinggi-tingginya, dengan menyejajarkan bahwa berbakti kepadanya adalah bukti bertauhid kepada-Nya, lalu tiba-tiba ia memandang remeh orang tuanya dengan cara membentaknya. Di sini kita mengerti mengapa nabi bersabda “Wa sukhtullahi fii sukhtil waa lidain” dan kemurkaan Allah sejalan dengan murkanya kedua orang tua. Manusia diperintahkan agar mengucapkan perkataan yang baik, penuh lemah lembut, serta menyejukkan hati kepada kedua orang tua. Pada ayat berikutnya, manusia diperintahkan agar mengucapkan perkataan yang baik, penuh lemah lembut, serta menyejukkan hati kepada kedua orang tua. ”Wa qul lahumaa qaulan kariimaa”. Bahwa dengan bersikap lemah lembut, ayah dan ibu akan ridha. Secara otomatis, anak yang berbakti itu akan mendapatkan ridha Allah SWT. Inilah makna hadis yang berbunyi, “Ridhallahi fii ridhal waalidain.” Tentu, jangan sampai melampaui batas dalam memburu ridha kedua orang tua. Karena itu, Allah memberikan aba-aba. “Wa in jaahadaaka alaa an tusyrika bii maa laisa laka bihii ilmun falaa tuthi’huma”. Yang artinya, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, janganlah engkau menaati keduanya” QS Luqman 15. Nabi menegaskan “Laa thaa ata limakhluuqin fii ma’shiyatil khaaliq” tidak boleh makhluk ditaati selama mengajak kepada berbuat maksiat kepada Allah Sang Pencipta. Baca Selengkapnya’;